Dalam
menghadapi setiap permasalahan, ada beberapa approach yang bisa digunakan. Kali
ini saya akan membagi menjadi 2 kategori yaitu, capital dan operational.
Misal, dalam
menghadapi meningkatnya intermittent renewable energy sources yang masuk dalam
grid, diperlukan antisipasi untuk menjamin grid reliability. Beberapa solusi
yang bisa dipakai adalah :
Capital
Solution Approach :
Melakukan
upgrade pada grid system maupun equipment.
Operational
Solution Approach :
Melakukan
perencanaan dan eksekusi outage yang lincah (misal dilakukan pada malam/dini
hari dan hari libur.
Contoh lain
dalam masalah pemalakan oleh Akamsi di Jalan Kenangan, maka solusi yang bisa
dilakukan adalah :
Capital
Solution Approach :
Membeli
pistol atau senjata untuk mempertahankan diri
Membeli
kendaraan lapis baja
Operational
Solution Approach :
Melewati
jalan itu pada siang hari dan ramai
Mencari
jalan alternatif
Dalam
melakukan solusi tersebut, ada kecenderungan optimal yang unik, tergantung pada
case yang dihadapi. Pada suatu waktu, akan mungkin terjadi overinvesting, yaitu
terlalu banyak upgrade yang dilakukan, padahal cukup dengan pengaturan pada
level operasional masih dapat dilakukan. Hal ini tidak efisien dalam penggunaan
uang.
Ataupun
sebaliknya, dapat terjadi underinvesting, seperti terlalu sering dan ketat
dalam pengaturan operasi dan outage. Hal ini berpotensi mengalami kegagalan
dalam mencapai tujuan seperti tidak dapat memenuhi demand pelanggan dan atau
memutus suplai. Contoh nyata kondisi ini adalah blackout sistem JaMali pada
Agustus 2019.
Hal yang
perlu diperhatikan adalah, untuk industri yang mengalami perubahan yang
signifikan, perlunya memperhatikan dan mengukur organisasinya sehingga setiap
orang dan sumberdayanya stretched dalam mencapai tujuan, namun tidak strained
diatas batas kemampuannya. Kita sudah banyak melihat organisasi yang masuk ke
ekstrim kiri dan ekstrim kanan. Ya, yang kita lihat hanyalah lagging measure
dari proses yang telah terjadi di dalam selama sekian waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar